Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

NILAI SEBUAH GORENGAN ( kisah sederhana dari pedagang yang jujur dan menjunjung harga diri)

Gambar
Gerimis masih membasuh kota malang. Seorang lelaki tua bertubuh ringkih  masih setia menapaki  jalan basah dengan langkah tertatih. Sesekali melawan rintik hujan dengan suara yang mulai serak "gorengan.. Gorengan". Dan lihatlah, Demi menyaksikan para gadis belia mengerumuni dagangannya. Ada haru yang tergurat. Memancar dari garis wajah tua nan bersahaja.  "pak, ini uangnya. Gak kembalian ya pak. Udah cukup." salah seorang diantara gadis berucap. "gorengan nya satu seribu rupiah. Jadi uangnya kembalian 5ribu. Si bapak menyela,  " o tidak pak Tidak apa2 Buat bapak saja" gadis itu setengah memaksa. "kalau gka mau kembalian berarti masih bisa ambil 5 gorengan lagi." Seketika , alam bawah sadar bergetar tanpa suara. Menyeru nurani yang mati rasa. Lihatlah. Lewat beberapa biji gorengan. Sangat dalam engkau menanamkan mahalnya kejujuran dan kehormatan. Betapa meminta minta adalah suatu kehinaan. Kau meneguhkan bahwa jujur ha...

DEAR ALLAH (puisi LUKA untuk SANG CINTA)

Gambar
   Matahari beranjak tinggi, yang sebentar lagi akan menepi di ufuk paling landai. dan usiaku genap sudah puluhan tahun kau cukupkan.  Dengan segala Rahmat serta hidayah yang tak hentinya Kau curahkan. sangat tidak beranding lurus dengan amalku yang masih belia, sedang keburukan sudah sesak memenuhi rongga. kugapai kebesaran-Mu di sepertiga malam, namun di siang hari tipu daya setan tetap saja kujalankan. kudekap kehangatan-Mu saat kesulitan, akan  tetapi kuabai pada perintah-Mu dikala lapang. dan sekarang aku kembali hadir. menyerahkan diri hina  yang telah berlumur sikap kerdil. Tuhan Bila saja pintu-Mu tertutup sampai nafasku berhenti berdegup-tentu saja Kau berhak melakukan itu- Niscaya perjalanan akhirku akan menjadi nyanyian nestapa paling panjang, paling lengang. hari-hari barzkahku hanya semata siksaan, pembalasan untuk seluruh keburukan yang dahulu gemar kukerjakan. namun tidak, Kau- yang sangat pantas mel...

LUKA ITU BAHAGIA (percaya, jika lukapun mampu mencipta BAHAGIA)

Bila kata rumah diucapkan, apa yang akan terlintas di benak kita? Kenyamanan, ramah, canda tawa, dan berjuta ungkapan bahagia lainnya. Kita benar, begitulah semestinya istana itu adanya. Namun tak dapat di pungkiri, bila terkadang gesekan-gesekan kecil menyulut keributan di sana. Sebenarnya itu sangat wajar, bukankah pelangi indah sebab terdiri dari berbagai warna? Begitu juga dengan keluarga. Problematika yang hadir dapat menjadi perekat ikatan antara  mereka. Akan tetapi bagaimana bila kericuhan itu terus terjadi, mewarnai setiap sendi hari dalam keluarga kami, yang makin hari makin menjadi seakan enggan menemukan akhir. Ya, hal itulah yang menjadi alasan mengapa aku tak sanggup menamai rumahku sebagai istana, ia semata gubuk tempat berteduh dari terik matahari dan dinginnya malam. Sisanya hanya sebagai wadah bertemunya para manusia yang saling menganggap asing antara satu dengan lainnya. Empat belas tahun silam, saat aku mulai paham apa itu pertengkaran, kata makian, dan ha...