KOMUNIKASI "listening is the way to understand"
Suatu waktu dalam perkuliahan, sedang berlangsung rapat non-formal dikelas dengan teman-teman. Kami membahas tentang tema penelitian yang akan dilakukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah. nah, tiap kita diminta untuk mengajukan saran atau pendapat judul yang sesuai. Setelah beberapa anak maju memberi usulan, namun belum bertemu kesepakatan. Maka saya berinsiatif untuk memberi usulan. lantas saya pun maju ke depan kelas, menjelaskan secara ringkas alasan mengapa tema tersebut saya ambil.
Setelah saya selesai memberi pemaparan dan
kembali duduk dikursi. Selang beberapa menit kemudian datang usulan dari salah
seorang yang berada dibangku depan. Untuk menukar salah satu variabel yang saya
gunakan dengan usulan dia.
Sontak terdengar teriakan dibagian belakang untuk mendukung usulan terakhir,
sedangkan moderator belum memberikan komando voting. Dengan suara
yang kencang dia terus bersorak untuk menggunakan usul terakhir dari teman saya yang duduk didepan tersebut. Ya, saya yang merasa minder ketika itu memilih diam saja. Akhirnya mufakat bulat untuk menggunakan ide terakhir sebagai
tema bersama.
Dari sini saya memahami perilaku saya muncul sebab saya merasa minoritas dan tidak memiliki kekuatan untuk
mempertahankan pendapat saya sehingga memilih untuk diam dan mengikut suara
terbanyak.berbicara tentang diam, sangat sejalan dengan salah satu teori dalam
psikologi komunikasi dan media yang dikenal dengan the spiral of silence dimana
teori ini dikemukakan oleh Elisabeth Noelle Neuman (dalam
ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id volume 1(2), 2013:344) dia mengatakan bahwa jika
seseorang merasa sebagai minoritas dalam suatu kelompok maka dia akan cenderung
memilih diam.
the point is, setiap orang selalu ingin didengar, dimengerti juga dipahami. Terlepas dari benar atau salahnya apa yang sedang ia utarakan. Sebagian kita mungkin tidak begitu sadar. saat seseorang merasa didengarkan, dimengerti, disanalah muncul kepercayaan dirinya yang mungkin selama ini belum ia temukan. namun sebaliknya, ketika ia merasa tersisih atau merasa dijauhi bisa saja ia akan memilih menutup diri dan menyalahkan kelemahan yang dia miliki. dan bukankah manusia hadir ke muka bumi dengan kadar yang seimbang antara kelebihan dan kekurangannya? maka disanalah peran menghargai dan memahami itu berlaku. agar setiap insan merasa memiliki posisi yang sama dalam kehidupan.
Komentar
Posting Komentar