MELAMBAT SAAT DUNIA BERGERAK CEPAT



Dua hari yang lalu. Aku mengantar paket buku ke rumah teman. Jaraknya tidak begitu jauh, tapi hari itu hujan turun deras. Perjalanan pun terasa lama untuk ditempuh. Kami kira akan mudah menemukan rumahnya karena merasa familiar dengan alamat yang dicantumkan. Ternyata cukup memakan waktu. Hingga saat hampir tiba, hujan semakin deras saja. Dari rintik kecil menjelma guyuran yang semakin rapat. Perasaanku yang awalnya baik-baik saja berganti "kesal". Bukan apa-apa. Aku sudah merasa dress-well  demi bersua dengannya. Tapi harus basah kuyup bahkan sebelum bertemu. Entah bisikan darimana, aku mencoba mengubah situasi itu dengan gelak tawa konyol bersama suami. Sedikit dipaksa memang, tapi ternyata suasana hatiku terasa berubah seketika. Perlahan-lahan aku merasa enjoy dengan situasi saat itu. Aku menengadahkan tangan, menerima tetes air hujan itu dengan senyuman. 

Dari lubuk hati, terdengar bisikan lirih. Rupanya kalau aku melihat kejadian dengan tenang. Ia tidak seburuk itu. Kalau aku menyisakan ruang fleksibilitas pada hal yang tak bisa aku prediksi, aku bisa lebih berserah. Hanya dengan mengubah sudut pandang, kondisi yang rumit bisa aku lewati dengan nyaman. Ternyata bukan situasinya yang berat, melainkan makna yang aku sematkan pada situasi itu. Seringkali kita terjebak oleh rasa pelik ketika keadaan berjalan di luar prediksi dan rencana kita. Padahal kita  punya kesempatan untuk mengubah rencana itu ataupun menggeser kacamata kita dalam memahami situasi.

Baru aku sadar. ilmu "sadar" dan "hadir sepenuhnya" itu sangat mahal hari-hari ini. Di zaman yang menuntut kita untuk bergerak cepat, kita kehilangan kesempatan untuk melambat. Melihat sekitar dengan lebih jelas. Membiarkan hati dan pikiran menemukan hikmah-hikmah terbaik dari setiap kejadian. Hati kita tidak lagi dipaksa untuk menerima. Jiwa kita mudah kusut. Pokoknya kalau tidak berjalan sesuai rencana, akan jadi momen paling menyakitkan. Sedangkan hidup sendiri itu perjalanan. Dunia adalah ruang yang baru pertama kali kita tempati setelah alam rahim. Segala sesuatu yang terjadi di atasnya juga memerlukan waktu untuk dapat dipahami. 

Ternyata bergerak lambat dan sadar bisa membantuku lebih "hidup". Aku menjadi peka dengan sekitar. Aku punya waktu luang untuk melihat bentangan langit yang penuh pesona bila berwarna biru, dan menjadi anggun ketika senja datang. Belum lagi kelip bintang cantik yang mewarnai gelap malam. Alam ialah arena tafakur yang mengajarkan banyak hal. Sehingga kita jadi punya kesempatan untuk memetik kebaikan yang tersirat padanya.

Sebagai penutup. Izin kusampaikan padamu satu hal. Semoga kutipan ini membuatmu lebih menghargai setiap jengkal hari yang kamu lalui. Baca kutipan ini jika kamu mulai merasa tergerus oleh kesibukan. Dan pikiranmu menjadi ramai dengan asumsi-asumsi menakutkan.

"hari ini adalah hadiah. Dan aku menerimanya dengan segala rasa syukur, kesadaran serta perhatian. Mungkin tidak selamanya apa yang kudamba menjelma nyata. Tapi aku yakin. Jika apa yang Tuhan berikan untukku adalah bukti cinta dari Dzat yang mengenalku melebihi diriku sendiri. Maka dari itu, aku belajar menerima atas segala sesuatu yang terjadi. Dan bersedia untuk menemukan makna pada apapun yang kutemui"

Sumber foto: pinterest.com//Wayfair UK.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AYAH, INI ARAHNYA KE MANA, YA?

Menemukan hakikat cinta dari Sang Pencinta