Kepada kamu yang hingga detik ini masih berjuang. Mempertahankan apa yang menjadi keyakinanmu. Selamat. Kamu telah jauh berjalan.
Bagaimana rasanya?
Melelahkan?
Pasti amat berat melaluinya....
Duduklah barang sebentar..
Coba lihat kilas balik sepak terjangmu sejak beberapa tahun silam. Kamu amat survive. Terus bergerak. Menekuni aktivitas seremeh apapun.
Iya, saat ini kita sedang tidak membicarakan mimpi besar.
Kamu tengah berupaya mengapresiasi setiap inci daya yang telah dikerahkan. Di Langit sana, Tuhan sedang khidmat memperhatikanmu. Barisan malaikat-Nya mencatat segala jerihmu. Suatu jalan yang dinamai proses. Jalan itu tengah kau tempuh.
Sudah banyak hasil yang diciptakan oleh prosesmu itu. Walau kamu menyadari. Tidak semuanya meraup tepuk tangan. Kadang lebih banyak menuai kritikan. Sampai akhirnya kamu merasa tak pernah cukup. Lantas kamu memasang standar yang besar untuk dirimu sendiri.
Kamu mulai lupa alasan kenapa kamu memulai semua. Kamu mulai kehilangan siapa dirimu sebenarnya.
Kamu seakan terperangkap oleh ruangan yang kamu ciptakan sendiri. Atapnya adalah tuntutan tanpa henti, sedang lantainya beralaskan "perbandingan" yang tak pernah usai kamu terima. Perlahan pundakmu kian berat. Bukan sebab mimpinya yang besar. Tapi karena muatan beban yang tak seharusnya ia terima.
Coba untuk lepaskan segala prasangka, ketakutan dan rasa cemas yang belum betul-betul terjadi dalam hidupmu. Energi itu bisa kamu gunakan untuk membangun jembatan baru. Kita beri namanya jembatan kekuatan.
Agar apa??
Agar pasang-surut prosesmu tidak menenggelamkan siapa dirimu sebenarnya. Alih-alih larut oleh bisingnya kehidupan. Kamu justru mengubahnya menjadi alunan kebahagiaan. Yang tiap hari bisa kamu dendangkan.
Kalau kamu sudah sampai membaca tulisan ini hingga baris terakhir. Pejamkan sejenak matamu. Putar kembali drama kehidupan yang telah berhasil kamu taklukan. Apa yang telah kamu perbuat dimasa lampau. Telah menjadikanmu seperti sosok saat ini. Bukan tanpa sebab kamu masih diberi waktu oleh Tuhan. Maknanya, jalan ini belum selesai. Teruslah menapak. Tak peduli seterjal apa medannya. Ingat, kamu sudah pernah melewati yang lebih berat sebelumnya. Dan kamu berhasil menjadi pemenang di pertarungan nasibmu sendiri. Maka kali ini hal serupa akan berlaku kembali.
Sebagai penutup. Tiada yang bisa kuberi selain peluk hangat dan do'a terbaik yang akan selalu kuperuntukkan padamu. Semoga hal-hal baik senantiasa menemani hari-harimu. Karena kamu selalu layak mendapatkan itu.
Pada langit yang kelabu,
Ada harapan munculnya pelangi
Pada padang pasir yang kering
Ada kemungkinan ditemukan sebidang oase
Bila malam menuju pekat yang amat sangat
Pertanda fajar akan segera datang...
Sedikit lagi ya. jangan lagi berbalik ke belakang.
Sumber foto: pinterest. com/Dailysia.com
Komentar
Posting Komentar