Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

#SELFTALK

Gambar
Hai diriku sendiri Terima kasih banyak sudah bersedia menemani Perjalanan hidup yang tak selamanya manis Liku juang yang tak jarang tragis Kamu kuat, diriku Kamu pantas untuk bertahan. Aku selalu mencintai orang lain Mengagumi pribadi mereka Menyukai sosok mereka Lantas segala tentangmu, Aku lupa Katamu "tak apa, Akan ada masanya kau mencintai diri Mungkin tak sekarang, esok atau nanti" Menjadi baik adalah baik Semangat akan senantiasa berevolusi Layaknya iklim yang tak selamanya pasti. Dan dirimu telah jauh berjuang Mempertahankan diri untuk terus benderang. Di titik ini, pada angka 21 tahun Kamu masih selalu kuat Menjadi apa adanya meski tak selalu terlihat hebat. Diriku, kamu luar biasa Upay ( amalia Miftahul Falah)  Capek cegak nak!!! 

SE(LF)MBUH

          Sebulan terakhir saya semakin sering dipertemukan dengan orang-orang yang mengeluhkan keadaan dirinya. "Mba, saya suka sulit tidur akhi-akhir ini" sebagian lain bertutur " Mba saya ngerasa kosong banget sebulan belakangan" Mba saya begini dan begitu ...           Keluhan bathin yang mereka rasa sebagai pembatas gerak. Tidak mustahil setiap orang merasakan apalagi para teenager yang sedang memasuki fase pendewasaan diri. Begitu banyak memang yang terombang-ambing di badai "Quarter Life Crisis". Berada dalam titik terendah, merasa tak berdaya, tidak berguna dan mulai meragukan tujuan hidup sebenarnya. Semua ingin pulih dan segera mengejar mimpi, cita-cita, harapan. Dan sembuh itu adalah pilihan. Kita perlu memastikan keadaan jiwa yang baik-baik saja untuk melewati dunia yang sedang tidak baik-baik saja.             Dr. Yasir ...

Sebuah KANGEN

Gambar
Ada kerinduan Membuncah dari sudut paling dalam Merindu kebersamaan. Setiap yang dirasa hanya diadukan pada Dia. Menangis dalam segukan air mata terasa nikmat. Antara dahi dan sajadah begitu sering lekat. Tak mau jauh jauh dari kalam-Nya Apa apa hanya soal Dia Sedih, kecewa, sempat memahat luka. Selang menit saja sudah buru-buru ingat Dia Lantas terbit lagi secercah tawa. Rindu Pada Dia yang tidak pernah pergi Hanya saja si hina masih terus lari Tak pernah tahu diri, apa sebenarnya yang dia cari? Toh, ujung ujungnya juga mati, kembali. Pemilik semesta Jangan jangan Engkau kecewa Atau sudah tak mau lagi ambil peduli, seterpuruk apa saya nanti. Jangan jangan kau memilih senyap dari hati. Jangan jangan saya benar-benar sendiri Tak ada lagi syahdu iman dari-Mu menemani. Pemilik semesta Saya tak takut gelap dunia, saya berjanji akan bangkit mengejar cahaya Peluk saya, sedalam-dalamnya Rindu saya tumpah sudah Saya mohon terimalah, setitik saja Jangan berpaling ...

MEN(DEWA)SA.

Gambar
Ada materi menarik dalam studi psikoanalisa yang kadang sering kita lakukan. "mekanisme pertahanan diri" Suatu proses tak sadar yang melindungi individu dari kecemasan melalui pemutarbalikan kenyataan. Secara normal, ini tidak bermasalah Tapi tidak baik jika ini terus menerus dilakukan. *Contoh ringan* : gagal masuk kampus pilihan, trus ngomong ke orang kalau sebenarnya gak niat masuk kampus itu, tidak tertarik. Aslinya dia kecewa berat.  *Contoh ini bukan berarti jelek bgt, bisa di rasionalisasikan ke contoh lain yang kiranya sikap proyeksi itu bisa berujung buruk buat diri sendiri* ____ Basically, untuk mengungkapkan sebuah rasa sakit, perasaan bersalah sama sekali tidak buruk. Penerimaan it gak cuma buat hal yang baik-baik. Misalnya : - menerima kalau diri bersalah dalam melakukan sesuatu, lalu mengakui kalau tindakan itu salah. - menerima bahwa diri tidak mampu untuk berbuat sesuatu lantas mengakui bahwa belum diberi kesempatan untuk bertindak lebih ...

MENJADI VERSI LAIN

Gambar
Sering kita dengar ungkapan tentang perlunya keluar dari zona nyaman untuk mencoba sebuah tantangan yang tak "mengenakkan" bagi diri sendiri.  Hal ini amat saya rasakan ketika menjadi trainer di sebuah perusahaan profit kota malang ( re: Malang strudel ).  Menjadi sok asik, aktif ngomong di depan orang banyak pastinya bukan saya banget. Toh ngomong face to face aja masih suka gak jelas dan garing. Tapi kesempatan ini saya anggap sebagai anugerah. Bersyukur ada sajian mata kuliah seperti ini. Seengaknya saya bisa belajar Public Speaking secara real di hadapan orang tak di kenal.   Saya masih sangat ingat, dulu waktu SD selalu menjadi langganan delegasi lomba da'i cilik di bulan Ramadhan. Tidak pernah sekalipun pulang kecuali membawa piala. Jadi orang kampung mengenal saya orangnya pintar ngomong, berani di panggung.  Kejadian itu berbanding terbalik ketika saya mulai kuliah di luar daerah. Sangat malu buat ngomong di depan umum. Suka minder lia...

BAROMETER PRESTASI

Gambar
Untuk beberapa minggu ini saya sedang dibuat pusing oleh makna prestasi sesungguhnya. Semakin sering saya menyaksikan orang-orang hebat disekitar saya, maka semakin rendah kepercayaan diri untuk bisa berprestasi seperti mereka. Seringkali saya bertanya-tanya, makna prestasi ini sebenarnya bagaimana? apakah harus dibuktikan dengan medali kemenangan, rentetan sertifikat, gelar akademik dengan IPK terbaik dan sebagainya. Lalu apa kabar saya yang hanya bisa mencoba berkontribusi sedikit dalam ranah masyarakat. mencoba sedikit menulis hasil pemikiran yang masih dangkal, mencoba membangun komunitas yang masih tertatih, mencoba memulai bisnis walau modal sangat tipis. Lantas berarti saya belum bisa memberikan prestasi yang semestinya kepada ibu dan keluarga saya? Sekitar seminggu lamanya pendapat itu saya pendam sampai begitu “lengket” di alam bawah sadar. Pada akhirnya saya mencoba menemukan jawaban sendiri atas kebingungan yang sebenarnya saya rasa sedikit melebih-lebihkan...

NILAI SEBUAH GORENGAN ( kisah sederhana dari pedagang yang jujur dan menjunjung harga diri)

Gambar
Gerimis masih membasuh kota malang. Seorang lelaki tua bertubuh ringkih  masih setia menapaki  jalan basah dengan langkah tertatih. Sesekali melawan rintik hujan dengan suara yang mulai serak "gorengan.. Gorengan". Dan lihatlah, Demi menyaksikan para gadis belia mengerumuni dagangannya. Ada haru yang tergurat. Memancar dari garis wajah tua nan bersahaja.  "pak, ini uangnya. Gak kembalian ya pak. Udah cukup." salah seorang diantara gadis berucap. "gorengan nya satu seribu rupiah. Jadi uangnya kembalian 5ribu. Si bapak menyela,  " o tidak pak Tidak apa2 Buat bapak saja" gadis itu setengah memaksa. "kalau gka mau kembalian berarti masih bisa ambil 5 gorengan lagi." Seketika , alam bawah sadar bergetar tanpa suara. Menyeru nurani yang mati rasa. Lihatlah. Lewat beberapa biji gorengan. Sangat dalam engkau menanamkan mahalnya kejujuran dan kehormatan. Betapa meminta minta adalah suatu kehinaan. Kau meneguhkan bahwa jujur ha...

DEAR ALLAH (puisi LUKA untuk SANG CINTA)

Gambar
   Matahari beranjak tinggi, yang sebentar lagi akan menepi di ufuk paling landai. dan usiaku genap sudah puluhan tahun kau cukupkan.  Dengan segala Rahmat serta hidayah yang tak hentinya Kau curahkan. sangat tidak beranding lurus dengan amalku yang masih belia, sedang keburukan sudah sesak memenuhi rongga. kugapai kebesaran-Mu di sepertiga malam, namun di siang hari tipu daya setan tetap saja kujalankan. kudekap kehangatan-Mu saat kesulitan, akan  tetapi kuabai pada perintah-Mu dikala lapang. dan sekarang aku kembali hadir. menyerahkan diri hina  yang telah berlumur sikap kerdil. Tuhan Bila saja pintu-Mu tertutup sampai nafasku berhenti berdegup-tentu saja Kau berhak melakukan itu- Niscaya perjalanan akhirku akan menjadi nyanyian nestapa paling panjang, paling lengang. hari-hari barzkahku hanya semata siksaan, pembalasan untuk seluruh keburukan yang dahulu gemar kukerjakan. namun tidak, Kau- yang sangat pantas mel...

LUKA ITU BAHAGIA (percaya, jika lukapun mampu mencipta BAHAGIA)

Bila kata rumah diucapkan, apa yang akan terlintas di benak kita? Kenyamanan, ramah, canda tawa, dan berjuta ungkapan bahagia lainnya. Kita benar, begitulah semestinya istana itu adanya. Namun tak dapat di pungkiri, bila terkadang gesekan-gesekan kecil menyulut keributan di sana. Sebenarnya itu sangat wajar, bukankah pelangi indah sebab terdiri dari berbagai warna? Begitu juga dengan keluarga. Problematika yang hadir dapat menjadi perekat ikatan antara  mereka. Akan tetapi bagaimana bila kericuhan itu terus terjadi, mewarnai setiap sendi hari dalam keluarga kami, yang makin hari makin menjadi seakan enggan menemukan akhir. Ya, hal itulah yang menjadi alasan mengapa aku tak sanggup menamai rumahku sebagai istana, ia semata gubuk tempat berteduh dari terik matahari dan dinginnya malam. Sisanya hanya sebagai wadah bertemunya para manusia yang saling menganggap asing antara satu dengan lainnya. Empat belas tahun silam, saat aku mulai paham apa itu pertengkaran, kata makian, dan ha...