MENJADI VERSI LAIN
Sering kita dengar ungkapan tentang perlunya keluar dari zona nyaman untuk mencoba sebuah tantangan yang tak "mengenakkan" bagi diri sendiri.
Hal ini amat saya rasakan ketika menjadi trainer di sebuah perusahaan profit kota malang ( re: Malang strudel ).
Menjadi sok asik, aktif ngomong di depan orang banyak pastinya bukan saya banget. Toh ngomong face to face aja masih suka gak jelas dan garing. Tapi kesempatan ini saya anggap sebagai anugerah. Bersyukur ada sajian mata kuliah seperti ini. Seengaknya saya bisa belajar Public Speaking secara real di hadapan orang tak di kenal.
Saya masih sangat ingat, dulu waktu SD selalu menjadi langganan delegasi lomba da'i cilik di bulan Ramadhan. Tidak pernah sekalipun pulang kecuali membawa piala. Jadi orang kampung mengenal saya orangnya pintar ngomong, berani di panggung.
Kejadian itu berbanding terbalik ketika saya mulai kuliah di luar daerah. Sangat malu buat ngomong di depan umum. Suka minder liat teman teman yang kalau bicara cas cis cus lancar banget kayak air mengalir.
But, di lubuk hati saya meyakini kalau minder itu gak boleh bertahan lama. Perlahan saya belajar aktif di organisasi, aktif di kelas. Meskipun masih kalah jauh dari teman-teman lainnya.
Sampai di titik semester 5 kemarin. Mata kuliah desain training ini memacu saya untuk jadi "be the new you". Dan untuk pertama kalinya (setelah training pelatihan karyawan ) saya diminta sebagai MC non-formal di sebuah acara islamic book fair kota Malang ( alhamdulillah berjalan sukses). Memang tidak seberapa, tapi saya merasakan beratnya saya berjuang buat sekedar berani speak up.
Dari situ saya belajar kalau be your self itu perlu. Tapi gak baik juga kalau slogan itu digunakan sebagai pertahanan buat gak upgread kemampuan, jalan di tempat, pada akhirnya gak bisa berkembang.
Nah, buat kamu yang juga pejuang "be the new you" gak usah khawatir, sesekali harus keluar dari konteks "be your self". Agar potensi yang seharusnya dikembangkan, gak layu dan mati sebelum bertumbuh.
Komentar
Posting Komentar